Farida, Farida and R. Hartopo, Eko Putro and Zulaikha, Zulaikha CITY BRANDING KABUPATEN BANGKALAN SEBAGAI DESTINASI WISATA. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo Surabaya. (Unpublished)
Text
Repository PDUPT 2018.pdf Download (666kB) |
Abstract
RINGKASAN HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan penelitian, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bangkalan belum melakukan pembangunan pariwisata sama sekali. Beberapa destinasi wisata yang sudah terkenal dan banyak dikunjungi disebabkan karena : 1. Budaya ziarah, yang kemudian menumbuhkan wisata religi, yakni ziarah ke makam-makam leluhur yang kebetulan ada di Bangkalan 2. Media sosial. Postingan foto-foto di media sosial oleh pengunjung, kemudian menimbulkan daya tarik dan berhasil mearik pengunjung. Bangkalan sebetulnya punya potensi wisata baik alam maupun budaya. Tetapi sayangnya, hampir 90% potensi itu belum tersentuh pembangunan sama sekali, bahkan cenderung tidak diperhatikan oleh pemerintah. Itu dibuktikan dengan tidak adanya regulasi yang mendukung industri pariwisata sama sekali, sehingga sulit untuk OPD (Organisasi Perangkat Daerah) seperti Dinas Budaya dan Pariwisata untuk bergerak dan melakukan program-program pembangunan kepariwisataan. Disisi lain, ditemukan ketidaksepahaman antara pemerintah dengan ulama dalam menentukan city branding. Boleh dikata, mereka belum memahami sepenuhnya tentang city branding sehingga menganggap tagline kota hanyalah sekedar jargon tanpa harus disosialisasikan dan diimplementasikan dalam kegiatan pendukung lainnya. Itu sebabnya munculnya dua tagline di Bangkalan secara bersamaan dan sangat bertolak belakang. Dengan kondisi seperti itu, maka membangun city branding Bangkalan masih membutuhkan edukasi ke semua stake holder, dan itu membutuhkan waktu yang relatif lama. Membangun city branding Bangkalan harus juga mempertimbangkan berbagai aspirasi dan memadukannya ke dalam konsep yang bisa diterima di semua pihak. City branding Bangkalan bisa dibangun berdasarkan (1) kearifan lokal, (2) budaya dan kebiasaan masyarakat, dan (3) mata pencaharian penduduk. Ke-3 hal itu bisa diangkat, mengingat city branding Bangkalan harus juga mengakomodir kepentingan semua pihak, terutama ulama dan pemerintah. Pihak ulama sudah memberikan sinyal bahwa branding kota tidak boleh lepas dari kearifan lokal. Dan pemerintah menginginkan city branding Bangkalan harus visioner. Diperlukan banyak komunikasi antar stake hoder untuk menentukan city branding, sehingga bisa melahirkan konsep yang bisa diterima semua pihak.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | A General Works > AI Indexes (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | iwan joko |
Date Deposited: | 28 Jan 2019 01:25 |
Last Modified: | 28 Jan 2019 01:25 |
URI: | http://repository.unitomo.ac.id/id/eprint/1534 |
Actions (login required)
View Item |