UNSPECIFIED Sastra Dan Perkembangan Media : MACAN LUCU: INDONESIAN SATIRE ON MILITARISM. In: Yuliastuti, Anicleta and Rommel, Utungga, (eds.) Sastra Dan Perkembangan Media. Unpublished. (Unpublished)
Text
Repo bu yuli.pdf Download (1MB) |
Abstract
Abstrak Teks bukan hanya kalimat, melainkan juga gambar, ujaran, bahkan kebiasaan masyarakat. Keberadaan patung Macan Lucu di Koramil Cisewu Garut dimaknai berbeda di masyarakat. Harimau yang idealnya liar justru dimaknai lucu di ruang siber. Patung yang tersenyum lebar dengan badan gemuk, sama sekali tidak mencerminkan imaji ideal seekor harimau. Menariknya, patung itu ditujukan sebagai simbol militerisme. Harimau, yang dikonsepsikan militer sebagai citra warisan budaya Sunda yang kuat, justru dipahami sebagai kelucuan di internet. Itu adalah bentuk satir, ironi, karnival, serta kitsch sebagai simbol kultural yang resisten terhadap mitos yang ideologis. Apa yang didiktekan oleh subjek kekuasaan nyatanya justru dimaknai berbeda dari objeknya. Ada celah pendiktean mitos dan definisi yang justru membawa kemungkinan makna lain untuk muncul. Kemungkinan itu adalah keseharian yang tak dapat direduksi oleh representasi, mitos, bahkan definisi. Selalu ada resistensi dalam tiap pendiktean. Tulisan ini membahas relasi antara Macan Lucu dan militerisme Indonesia. Melaui analisis tentang resistensi kultural, Macan Lucu tidak hanya sekedar lelucon tanpa makna, melainkan anti-mitos terhadap militerisme. Kondisi-kondisi virtual dunia siber memperluas lingkup teks dan memungkinkan kebebasan kemungkinan makna lain. Singkatnya, Macan Lucu adalah makna yang lain; keberlainan melampaui definisi yang didikte oleh militer. Kata kunci: keseharian, Macan Lucu, militerisme, mitos, satir
Item Type: | Book Section |
---|---|
Subjects: | A General Works > AI Indexes (General) |
Depositing User: | Niko Hasda |
Date Deposited: | 21 Jan 2019 06:52 |
Last Modified: | 21 Jan 2019 06:52 |
URI: | http://repository.unitomo.ac.id/id/eprint/1465 |
Actions (login required)
View Item |