Suryawati, Cicilia Tantri and Nugroho, Rahadiyan Duwi and Fanani, Urip Zaenal (2025) Pelatihan Chanoyu bagi Siswa SMA sebagai Sarana Mempelajari Budaya dan Etika Masyarakat Jepang. In: OPTIMALISASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA LOKAL UNTUK PEMBANGUNAN DAN KESEJAHTERAAN. PT. Penerbit Qriset Indonesia, pp. 195-206. ISBN 978-634-7048-30-1
![]() |
Text
Pelatihan Chanoyu bagi Siswa SMA sebagai Sarana Mempelajari Budaya dan Etika Masyarakat Jepang.pdf Download (1MB) |
Abstract
Chanoyu dapat disebut Sadou atau Chadou yang merupakan seni tradisional Jepang tentang cara penyajian dan menikmati teh bersama, terkenal akan nilai-nilai estetika dan etikanya. Sen no Rikyuu (1522-1591) berasal dari Sakai, sekarang Osaka, mengangkat Chanoyu sebagai bentuk kesenian khas Jepang yang memiliki keindahan abadi (Okakura, 1998:7-8). Di beberapa sekolah menengah di Indonesia, pengenalan budaya asing seperti budaya Jepang biasanya disisipkan melalui program ekstrakurikuler atau bagian dari mata pelajaran seni dan budaya. Salah satu bentuk konkret dalam mengenalkan budaya chanoyu melalui kegiatan workshop yang diadakan di SMAN 1 Tarik, Sidoarjo oleh Tim Pengabdian dari dosen dan mahasiswa Prodi Sastra Jepang Universitas Dr. Soetomo dan dosen Universitas Negeri Surabaya. Bentuk pengenalan konkret budaya Jepang yang sarat dengan nilai-nilai kesopanan, ketenangan, dan penghormatan diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman filosofi chanoyu, nilai-nilai etika dan budaya yang terkandung di dalamnya, serta pengalaman langsung dalam praktik upacara minum teh. Kegiatan ini juga diharapkan dapat membantu mengembangkan sikap dan perilaku yang positif seperti kesopanan dalam berinteraksi, ketenangan dalam bertindak, penghormatan terhadap orang lain dan lingkungan sekitar. Metode pelaksanaan meliputi 3 hal. Persiapan berupa diskusi dengan guru bahasa Jepang untuk mendapatkan izin dan dukungan pelaksanaan kegiatan serta penyusunan materi chanoyu. Pelaksanaan meliputi penyampaian materi berupa konsep dasar chanoyu, sejarah, filosofi, dan esensi tradisi ini, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi. Evaluasi meliputi kegiatan diskusi kelompok untuk merefleksikan pengalaman siswa dan memberikan umpan balik melalui pengisian angket. Workshop chanoyu dilakukan sebanyak dua kali sesi pertemuan, masing-masing berdurasi 2 jam. Total peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 65 orang. Setelah mengikuti, siswa dapat mengetahui etika berbicara dengan bahasa dan ucapan salam yang tepat dalam chanoyu, budaya ojigi (cara menghormat), seiza (cara duduk yang benar), cara berjalan, dan penampilannya. Kedua, siswa-siswi juga diharapkan memahami nilai-nilai etika yang berkaitan dengan pendidikan karakter seperti wabi-sabi (kesederhanaan), tata krama dalam berinteraksi yang memuat 4 prinsip seperti wa (keharmonisan), kei (penghormatan), sei (kemurnian) jaku (ketenangan). Melalui hasil kuisioner pula, siswa-siswi berpendapat bahwa nilai-nilai etika dalam chanoyu dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil presentase dengan peringkat pilihan pertama sebesar 27% berupa nilai sikap yang benar dan berbicara dengan bahasa baik, 21% berkaitan dengan aisatsu dan ojigi, 4% berkaitan dengan penampilan. Kata kunci: budaya Jepang; chanoyu; etika; siswa SMA; workshop.
Item Type: | Book Section |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Sastra > Sastra Jepang |
Depositing User: | duwi nugroho rahadiyan |
Date Deposited: | 11 Apr 2025 05:44 |
Last Modified: | 11 Apr 2025 05:44 |
URI: | http://repository.unitomo.ac.id/id/eprint/3577 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |