NARASI TANTE ANA TOKOH WARIA DALAM ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI

YULIASTUTI, ANICLETA NARASI TANTE ANA TOKOH WARIA DALAM ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI. Sastra Populer dalam Dinamika Global dan Lokal.

[img]
Preview
Text
NARASI TANTE ANA TOKOH WARIA DALAM ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI.pdf

Download (151kB) | Preview

Abstract

Novel Orang-Orang Proyek adalah karya yang sarat warna tradisonal dan modern di dalamnya. Sisi tradisional terlihat dari latar dan personalisasi tokoh novel tersebut sedangkan sisi modern ditemukan dalam situasi proyek sebagai proses modernisasi. Tante Ana sendiri adalah seorang tokoh waria dalam novel ini. Ia sering mengamen dan menghibur para pekerja proyek yang sedang beristirahat. Menariknya, Tante Ana tidak dipandang sebagai yang terpinggirkan karena kewariaannya. Ia diperhatikan justru karena ia adalah seorang waria. Hal ini berbeda dari pandangan modern yang cenderung hanya melihat gender lelaki atau perempuan lalu meniadakan yang lain di antara atau gabungan keduanya. Dari penjelasan tersebut, sebuah pertanyaan muncul, bagaimana kondisi Tante Ana dipersepsikan berbeda terhadap kondisi modern? Pertanyaan tersebut muncul karena sisi tradisional yang ditawarkan oleh Ahmad Tohari dalam novel ini nyatanya malah merespon keberadaan Tante Ana secara berbeda dari kondisi modern. Respon tersebut dijelaskan dalam konsep queer menurut Judith Butler yang melihat gender sebagai konstruksi sosial daripada kondisi biologis semata. Gender bukan hanya sekedar apa yang dikonsepsikan oleh masyarakat secara umum melainkan juga hasrat individu dan konteks sosial secara khusus. Tante Ana tidak dibenci dan disingkirkan namun ia dihargai dan disetarakan dengan yang umum. Selain queer theory, bagaimana Tante Ana direspon oleh masyarakat proyek dalam novel tersebut menunjukkan heterogenitas perspektif yang melampaui konsep modern seperti dalam pemikiran Michel de Certeau. Meskipun beberapa tokoh dalam novel tersebut bertanya apakah Tante Ana itu lelaki atau perempuan, ia dilihat dari konteks kehidupan sehari-hari dan bagaimana tiap tokoh bersentuhan dalam pengalaman langsung dengan Tante Ana. Pengalaman itu membentuk perspektif dualitas terhadap Tante Ana secara apa adanya tanpa persepsi kebencian tertentu. Kesimpulannya, Tante Ana adalah tokoh yang dibentuk dalam tegangan antara yang tradisional dan yang modern. Jika waria seringkali dibenci bahkan ditakuti, Ahmad Tohari menuliskan Tante Ana berbeda karena ia dipandang sejauh ia menghidupi dirinya sendiri serta pengalaman dengan masyarakat secara langsung

Item Type: Article
Subjects: P Language and Literature > PN Literature (General)
Divisions: Fakultas Sastra
Depositing User: Dhewantara Rian
Date Deposited: 19 Jan 2018 10:46
Last Modified: 19 Jan 2018 10:46
URI: http://repository.unitomo.ac.id/id/eprint/740

Actions (login required)

View Item View Item